Edukator Jalanan

Relawan edukasi COVID-19 lebih sering melakukan aksinya di jalanan, tempat warga lalu lalang atau berkumpul-kumpul. Jalanan besar, kecil atau lorong-lorong di perkampungan atau pasar. Edukator tidak diam di tempat. Mereka bergerak, berpindah, berjalan kaki. Makanya disebut edukator jalanan. Beda dengan di jaman normal baheula di mana edukasi dilakukan di ruangan-ruangan. Balai desa atau bisa juga … Baca Selengkapnya

Kenapa harus menyapa yang memakai masker juga

Salah satu tugas harian relawan edukator jalanan COVID-19 adalah menyapa atau mengingatkan warga yang tidak memakai masker dan warga yang pakai masker di lingkungannya atau seketemunya. Umumnya relawan tidak mempertanyakan perkara menyapa warga yang tidak pakai masker. Tapi, kenapa harus sapa mereka yang pakai masker? Ada dua hal, buat yang disapa dan yang menyapa. Saat … Baca Selengkapnya

Agar pesan orang muda diterima orang lebih tua

Tidak sedikit relawan edukasi jalanan COVID-19 adalah orang muda atau bahkan remaja. Menghadapi orang yang lebih tua, mereka perlu taktik memberi saran agar tidak terdengar sok tahu dan bagi mereka sendiri lebih nyaman. Salah satu teknik yang bisa dimanfaatkan adalah hidden suggestion (Meyer, 2006). Teknik ini menghindari kesan pemberi pesan sebagai orang yang sok tahu. … Baca Selengkapnya

Jangan salahkan khalayak (bila perilakunya tak seperti harapan)

Sekitar 20 tahun lalu, senior saya Victor Menayang (alm), menegur, “Lu jangan nyalahin para perambah hutan untuk kegagalan program.” Saya tanya, “Emang kenapa, mas?” Dia orang Manado tapi antarkolega di kampus semua senior dipanggil mbak atau mas atau bang. Yang tua pun demikian. Kecuali beberapa yang jaim. “Kita ini urusannya komunikasi, bukan polisi.” Dia memberi … Baca Selengkapnya

Pesan komunikasi itu seperti apa ya?

“Di rumah aja”“Jaga jarak lebih dari 1-2 meter dengan siapapun”“Pakai masker”“Cuci tangan pakai sabun selama minimal 20 detik”“Jangan usap wajah”….. Di atas adalah pesan-pesan yang sering kita dapatkan dari media sosial atau pun media massa konvensional, seperti TV. Pesan-pesan itu juga kita sampaikan ke orang di rumah. Apakah pesan-pesan di atas merupakan pesan komunikasi? Bila … Baca Selengkapnya

Pesan ancaman dan “saya bisa!”

Rekan JHU/CCP berbagi slide tentang konsep yang sering dipakai untuk menyusun pesan risiko kesehatan (Witte, 2001). Ringkasnya, komunikasi risiko akan efektif bila pesannya mempertimbangkan dua komponen yang dirumuskan dengan pas, yaitu 1) ancaman (dari persepsi khalayak) dan 2) kemampuan melakukan tindakan yang dianjurkan (menurut kacamata khalayak sendiri). Kata persepsi khalayak atau menurut kacamata khalayak sendiri … Baca Selengkapnya

Tidak cukup komunikasi via media massa, online atau sosmed (Pelajaran dari Pak Harto untuk komunikasi COVID-19)

Yang pernah ikut kuliah Pak Alwi Dahlan (menteri penerangan terakhir Pak Harto), pasti pernah dengar cerita tentang perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia, di mana yang baru tidak serta merta menggantikan yang lama. Contoh yang diberikan adalah cara undangan resepsi pernikahan. Jaman dulu orang datang menyampaikan undangan dengan bertemu langsung dan menyampaikan secara lisan. Dalam perkembangannya, … Baca Selengkapnya

Menghadapi penolakan emosional

Dapat laporan relawan beberapa kota, sejumlah warga kebosanan bahkan kejengkelan pada edukasi COVID-19. Saat disambangi muncul sinisme bahkan menyuruh pergi. “Apa lagi ini? Sudah capek kami!” Edukasi bisa menyulut emosi dengan beragam alasan. Bisa karena tertekan secara ekonomi, dari awal tidak percaya, atau kebanyakan informasi. Bagi relawan, menghadapi orang emosional bisa jadi malapetaka tapi bisa … Baca Selengkapnya

𝗣𝗼𝘀𝘁𝗲𝗿 𝗮𝘁𝗮𝘂 𝘁𝗮𝘁𝗮𝗽 𝗺𝘂𝗸𝗮 𝗹𝗮𝗻𝗴𝘀𝘂𝗻𝗴?

Coba posisikan diri sebagai warga yang tidak pakai masker. Lebih berasa mana, lihat pesan pakai masker di poster, spanduk ATAU ada seseorang yang menegur, “Mpok, maskernya dong.” Lebih berasa mana? Poster boleh dibuat sekreatif mungkin. Boleh warna warni apapun. Kasih foto. Lalu, bandingkan dengan kalau ada seseorang atau bolehlah, seorang anak SD yang tidak dikenal … Baca Selengkapnya

𝗞𝗼𝗺𝘂𝗻𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶 𝗸𝗲𝘀𝗲𝗵𝗮𝗿𝗶𝗮𝗻 𝗽𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗱𝗲𝗿𝗵𝗮𝗻𝗮

Tugas kedua bagi relawan di sesi belajar Komunikasi Perubahan Perilaku adalah menyapa 25 orang yang tidak dikenal di kampung atau tempat umum agar pakai masker. Singkat saja. 5 detik sudah cukup. Kecuali bila ybs ingin mendengar lebih jauh, silakkan dilayani. Mungkin bukan bentuk intervensi yang sexy menurut ukuran banyak pihak. Apa sih yang bisa didapat … Baca Selengkapnya

𝗞𝗼𝗺𝘂𝗻𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶 𝗖𝗢𝗩𝗜𝗗-𝟭𝟵: 𝗧𝗲𝗸𝗻𝗶𝗸 𝗠𝗲𝗻𝘆𝗮𝗽𝗮 𝗦𝗶𝗻𝗴𝗸𝗮𝘁

Menyapa singkat orang tak dikenal mungkin bentuk komunikasi paling mudah bagi relawan untuk mempromosikan perilaku-perilaku pencegahan. Sapa lalu berlalu. Kalau orangnya sewot, tinggal bilang maaf. Kalau angkat parang, kabuuuur. He he he. Becanda. Justru menyapa singkat itu harus dibuat aman, menyenangkan dan bahkan mengakrabkan. Kan komunikasi itu bukan hanya urusan pekerjaan (intrumental, menyampaikan pesan). Tapi … Baca Selengkapnya

𝗣𝗲𝘀𝗮𝗻 𝗯𝗲𝗻𝗮𝗿 𝘀𝗮𝗷𝗮 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗰𝘂𝗸𝘂𝗽

“Mereka sudah saya bilangin, pakai masker yang bener. Tapi tetep aja. Emang bandel!” Menyampaikan perilaku-perilaku pencegahan yang benar pada orang lain mungkin hal yang baik. Tapi belum cukup. Belum cukup karena komunikasi, khususnya komunikasi perubahan perilaku tidak hanya menyampaikan hal yang benar. Kalau hanya menyampaikan hal-hal yang benar, apalagi benar dalam pandangan kita saja, jatuhnya … Baca Selengkapnya

Jurus menangkis serangan dari atas: Diferensiasi

“Untuk apa pakai masker lagi, kan corona sudah selesai, itu kemarin sudah joget-joget tak pakai masker.” Tanggapan warga semacam itu bukan hanya ada di media massa. Sejumlah relawan, meski tidak banyak, melaporkan sikap warga yang demikian. Antisipasi rasanya perlu. Apalagi hari-hari terakhir “serangan dari atas” semakin gencar akibat perhelatan pilkada. Paslon diantar beramai-ramai pendukungnya ke … Baca Selengkapnya

Jangan cuma edukasi warga di acara perhelatan

Seorang relawan cerita, “Minggu lalu saya diminta tetangga jadi panitia jagain protokol kesehatan di acara nikahan. Ternyata susah mengedukasi warga supaya jaga jarak. Sebagian malah datang ga pakai masker.” Dia lalu bertanya, “Bagaimana cara yang efektif mengedukasi warga di acara-acara seperti nikahan?” Lugas saya jawab. “Memang susah. Jangankan kita, orang sekelas pak Ganjar, gubernur saja … Baca Selengkapnya