Kenapa harus menyapa yang memakai masker juga

Salah satu tugas harian relawan edukator jalanan COVID-19 adalah menyapa atau mengingatkan warga yang tidak memakai masker dan warga yang pakai masker di lingkungannya atau seketemunya. Umumnya relawan tidak mempertanyakan perkara menyapa warga yang tidak pakai masker. Tapi, kenapa harus sapa mereka yang pakai masker?

Ada dua hal, buat yang disapa dan yang menyapa.

Saat ini tidak sedikit pemakai masker yang mulai jenuh. Bosan. Lelah.

“Sampai kapan harus pakai masker ini?”

Belum lagi kalau melihat orang-orang yang tidak pakai masker di sekitar mereka.

“Kok mereka ga pakai masker?”;

”Mereka kelihatannya baik-baik saja?”

Lama-lama sikap mereka bisa goyah. Karena itu kita perlu sapa mereka. Lebih menguatkan atau reinforcement. Bagi yang pakai masker, beri apresiasi. Sampaikan terimakasih. Semangati mereka agar terus pakai masker.

“Alhamdulillah pakai masker. Sabar ya, mpok!”

“Terimakasih sudah pakai masker. Terus ya, pak!”

Sampaikan sambil tunjukkan nonverbal yang mendukung. Tangan salam sunda. Tangan disilang di dada. Beri telapak tangan kanan. Kasih dua jempol dan lainnya.

Buat yang menyapa, para edukator jalanan, memberi apresiasi orang-orang yang pakai masker penting untuk kesehatan mental.

Kalau pandangan hanya ditujukan pada orang yang tidak pakai masker, lama-lama dalam pikiran kita isinya hanya tantangan, kekurangan, masalah-masalah saja. Lama kelamaan bisa tertekan. Sedih. Lelah. Tapi kalau ikut mengapresiasi orang-orang yang pakai masker, edukator akan memandang masyarakat dari sisi yang positif. Ternyata ada dukungan warga. Engkau tidak sendirian, kawan! Apalagi kalau mereka memberi respon positif, misalnya “Sama-sama terimakasih ya”, “Abang juga yang sabar”; “Mpok juga tetap semangat, ya”; maka itu akan menjadi enerji tambahan buat rekan-rekan relawan bekerja di lapangan. Hidup jadi lebih menyenangkan. Lebih semangat. Ini modal penting yang kita butuhkan dalam perjuangan mengedukasi masyarakat.

Tinggalkan komentar