Seorang relawan cerita, “Minggu lalu saya diminta tetangga jadi panitia jagain protokol kesehatan di acara nikahan. Ternyata susah mengedukasi warga supaya jaga jarak. Sebagian malah datang ga pakai masker.”
Dia lalu bertanya, “Bagaimana cara yang efektif mengedukasi warga di acara-acara seperti nikahan?”
Lugas saya jawab.
“Memang susah. Jangankan kita, orang sekelas pak Ganjar, gubernur saja kesulitan kok.”
Kalau sempat baca berita, ada kejadian Pak Ganjar lagi di perjalanan melihat kerumunan orang di kantor pos. Acara bagi-bagi bantuan sosial. Spontan beliau berhenti karena tahu itu bisa jadi ajang penularan. Lalu, apa bisa mengatur orang saat berkurumun seperti itu? Sulit.Sulit melakukan edukasi bila diakukan on the spot seperti itu. Yang ada malah cape kita teriak-teriak. Apes-apes malah bisa muncul konflik.
Mau kegiatan apapun, poyandu bulanan, imunisasi, nikahan, sunatan, atau perhelatan lainnya, edukasi harus dipecah agar perubahan perilaku dapat diperoleh. Jangan mengandalkan on the spot (di tempat saat kejadian).
Kita harus bagi setidaknya ke dalam tiga sesi edukasi, yaitu
1) sebelum hari H,
2) sebelum mencapai titik kegiatan atau near the spot dan
3) pada saat titik kegiatan.
Edukasi sebelum hari H bisa dilakukan H-7 atau beberapa hari sebelumnya. Pesan utamanya adalah pentingnya warga menerapkan perilaku cegah COVID-19 (jaga jarak, pakai masker dan cuci tangan pakai sabun) agar [di sini pesan motivasinya, misalnya: menunjukkan sikap hormat pada tuan rumah, saling melindungi sesama dari wabah, sama-sama selamat, diterima dengan baik alias tidak ditolak di pintu masuk, supaya tidak mati, dll.)
Caranya macam-macam. Bisa dicetak langsung di undangan atau dalam bentuk selipan. Bisa juga diumumkan via pengeras suara mesjid. Dibentangkan dalam spanduk. Disebar via leaflet.
Untuk kegiatan Posyandu, kader juga bisa mendatangi rumah ke rumah.
Lakukan komunikasi di sebelum titik kegiatan atau near the spot. Jagain di parkiran. Jalan menuju titik kegiatan. Atau sekian ratus meter sebelum tempat kegiatan. Sampaikan kembali orang yang datang tentang jaga jarak, masker, dan cuci tangan pakai sabun. Sampaikan pula hal-hal yang teknis, misalnya berdirinya harus di tempat yang dilingkari dan lain sebagainya. Sampaikan pesan-pesan motivasi (dengan konsisten)
Upaya terakhir adalah on the spot. Pasang orang-orang untuk mengingatkan warga. Taruh orang untuk berjaga di sarana cuci tangan pakai sabun. Buat tanda-tanda fisik seperti contoh lebih dari 1 meter itu seperrti apa. Sampaikan via pengeras suara. Dan lain sebagainya.
Moga-moga dengan ketiga sesi edukasi itu perilaku warga menjadi lebih aman.
