Ada kabar tenaga kesehatan sekarang jadi kurang ramah. Jutek. Tegang. Buru-buru.
Wah, ini pasti gara-gara COVID-19!
Sekarang tenaga kesehatan menghadapi kendala tambahan, yaitu komunikasi tatap muka tidak seleluasa dulu lagi.
Mereka kehilangan senyum gara-gara memakai masker. Mulut tertutup sehingga warga tidak bisa melihat keramahan yang biasa sebar dengan senyuman.
Suara juga jadi kurang jelas dan terkesan datar karena terhalang masker. Kadang gara-gara itu muncul salah paham.
Belum lagi karena protokol kesehatan mereka tidak bisa berlama-lama dengan warga. Begitu selesai layanan, warga harus segera pulang.
Sepertinya jadi kaku, jutek, kurang ramah dll. Padahal bukan begitu maksudnya.
Lantas apa yang bisa dilakukan?
Jalan keluar mesti dicari.
Hilangnya senjata komunikasi yang ampuh seperti senyum harus dikompensasi. Untuk itu, kita bisa menunjukkan keramahan, kehangatan, dan keakraban dengan nonverbal (atau tanpa kata-kata) lainnnya.
Komunikasi nonverbal adalah komunikasi yang tidak berupa kata-kata tapi dapat memberi dampak yang kuat pada lawan bicara. Komunikasi nonverbal bisa berupa anggukan, kontak mata, gerakan tangan, tubuh dan kepala. Suara juga merupakan memiliki aspek komunikasi nonverbal.
Beberapa hal-hal berikut bisa menguatkan komunikasi nonverbal dengan warga.
1. Gunakan gerakan kepala, tangan, tubuh untuk menguatkan kata-kata. Semisal, saat mempersilahkan warga duduk, buat gerakan tangan, tubuh, kepala yang menunjukkan sambutan yang baik. Maksimalkan pula gerakan tangan, tubuh, kepala saat berkomunikasi dengan warga.
2. Saat warga bicara fokus 100% untuk mendengarkan. Tunjukkan kita mendengarkan dengan menganguk-anggukan kepala. Tanyakan hal-hal yang kurang jelas baik karena artinya kurang jelas atau volume suaranya yang terlalu pelan.
Mama Greta : Boleh anak kita dikasih pisang, bu Bidan?
Nakes : Maaf, mama Greta tanya apa boleh diberi pisang anaknya?
Mam Greta : Iya, bu Bidan
Nakes : Ooh, begini mama Greta. Pisang itu makanan yang bagus. Sumber vitamin dan mineral. Manusia membutuhkannya tapi untuk bayi yang belum 6 bulan, semua vitamin dan mineral sudah didapatkan dari ASI. Jadi, ASI saja sampai 6 bulan.
3. Atur suara Anda semenarik dan sejelas mungkin. Jangan berbicara seperti robot. Di bagian yang penting, lambatkan dan dan dibuat cantik.
Nakes : Jadi begitu ya Mama Greta. Kalau belum enaaaam bulaaaan, ASI saja cukuuuup
4. Meski komunikasi berlangsung lebih cepat dibanding masa normal tapi kita tetap harus meninggalkan kesan yang baik di hati warga. Sebut namanya dalam percakapan, berikan apresiasi, doakan untuk kesehatan dan keselamatannya dan kita semua.
Nakes : Mama Greta memang hebat, di masa wabah masih peduli kesehatan anak. Luar biasa! Sekarang boleh pulang ya. Saya doakan adik Jon, Mama Greta, dan sekeluarga sehat selalu ya. Amiin.
Moga-moga berguna
————————————————————————–
Sebagian teks ini diambil dari draft transkripsi rekaman untuk pelatihan via audio oleh UNICEF.
