Lagu-lagu bertemakan COVID-19 berseliweran di WAG, sosial media dan kadang media mainstream. Sebagai alat edukasi, upaya ini bagus dan sesuai situasi komunikasi.
Orang-orang kan mulai jenuh, bahkan tidak sedikit yang emosi mendengar edukasi COVID-19. Apalagi mereka yang terganggu penghidupannya gara-gara pandemi, bisa tumpah kekeselan mereka mendengar orang edukasi COVID.
Lagu adalah bentuk edutainment atau education entertainment alias edukasi yang menghibur, yang bisa memasukkan pesan ke benak orang dengan menghindari reaksi penolakan yang instan. Ibaratnya, anak kita tidak suka minum obat tapi suka roti, maka masukkan saja obatnya ke dalam roti atau digerus dicampur coklat, lalu anak akan semangat memakan rotinya (yang mengandung obat).
Pendekatan membuat dan memanfaatkan lagu berbeda-beda menyesuaikan dengan platform komunikasi. Khusus untuk yang memanfaatkan komunikasi antarpribadi atau komunikasi tatap muka, maka lagu tidak boleh sekedar atraktif untaian nada atau puitis liriknya. Yang dicari justru rumusan yang berikut.
1. Yang mudah dinyanyikan bersama, bahkan dengan sekali contoh
2. Yang pesan kuncinya mengulang-ulang
3. Yang asyik didendangkan sambil gerak-gerak
Kenapa mesti begitu?
Karena lagu dalam intervensi model komunikasi tatap muka harus 1) bisa dinyanyikan sendiri oleh partisipan, 2) membantu mengingatkan partisipan pada pesan kunci, 3) membuat senang.
Kalau lagunya keren, tapi nadanya tidak bisa diikuti dalam sekali contoh apalagi liriknya rumit, ya susah.
Karena itu, saya cenderung memilih memanfaatkan lagu-lagu yang ada, terutama yang sudah popular di masyarakat dan memiliki pola nada sederhana dan berulang.
Pernah saya ajak ibu-ibu hamil bernyanyi tanpa mencontohkan. Hanya mengatakan, “Ibu-ibu, ini teks lagu yang nadanya lagu Indung-indung. Mari kita nyanyikan, yuk.”
Ibu hamil usap perutnya
Berharap-harap lahiran lancar
Ibu hamil mau bertanya
Bagaimana supaya lancar?
Minum TTD sehari satu
Minumnya langsung sebelum tidur
Jangan dicampur teh atau susu
Nanti gizinya malah kabur
Kebanyakan bisa. Beda-beda dikitlah. Tapi yang penting bisa dinyanyikan bersama, berulang-ulang. Setelah itu kita obrolin deh pesan-pesan kuncinya.