Mood orang waktu memulai meeting itu beda-beda. Ada yang lagi semangat, senang, penuh konsentrasi. Tapi mungkin ada yang sedang bad mood, galau, gondok, sedih, pilu dan-lain.
Kalau mood, terutama yang negatif, tidak dinetralisir, meeting bisa berlangsung kurang nyaman. Orang terlalu sensi, emosional. Diskusi rentan debat kusir bahkan pertengkaran dan lain sebaginya.
Salah satu cara untuk menetralisir mood jelek orang-orang adalah apa yang disebut Kaner (2007) sebagai check-in. Dilakukannya sebelum meeting dimulai.
Cara yang ditawarkan Kaner mudah saja. Beri waktu setiap orang untuk menceritakan mood-nya hari ini dan latar belakangnya.
“Bagaimana perasaaanmu saat ini? Ceritakan, yuk. Bebas, bisa terkait kerja atau urusan di luar kerja.”
Setiap orang dapat giliran dan tidak ada yang boleh beri komentar atau kritikan. Di akhir, fasilitator/ pemimpin meeting membuat global statement, seperti “Kebanyakan kita ternyata lagi banyak beban pikiran ini, ya.” Setelah itu, ajak sama-sama masuk sesi meeting.
Itu versi Kaner.
Saya sendiri lebih suka melengkapi cerita masing-masing orang dengan tanggapan cepat dari rekan lainnya. Siapa tahu ada yang bisa kasih ide jalan keluar atau setidaknya apresiasi.
A: “Pikiran gua lagi ga tenang, nih. Kemarin babeh kena COVID. Ga sempat nganter, keburu dijemput sama orang rumah sakit X. Emak sama adik sih negatif tapi gua ga boleh datang ke rumah ortu karena lagi pada diisolasi. Gejala ringan tapi tetap buat khawatir . Soalnya, babeh ada gula.”
B: “Adik gua kan dokter di rumah sakit X. Dia juga ngurus COVID. Ntar gua tanyain, ya.”
C: “Gua punya stok vitamin bagus buat orang tua. Besok gua bawa, ya.”
Seperti di sebut Kaner, check-in bertujuan 1) membangun kekompakkan dan juga trust kelompok, 2) meningkatkan kesabaran orang pada orang lain yang tengah bad mood, 3) membuat meeting (agak) terbebas pengaruh bad mood yang menghinggapi sebagian peserta, dan 4) peserta dapat lebih fokus pada proses meeting.
Sesi-nya pendek saja. Tapi jangan dilihat sebagai kegiatan membuang-buang waktu. Ini mirip ketapel. Tali karetnya ditarik kebelakang untuk melesatkan batu dengan cepat mencapai tujuannya.