Konflik yang menguatkan persaudaraan

Gara-gara pandemi anak-anak lebih sering di rumah. Yang sebelumnya sibuk dengan kawan masing-masing, sekarang lebih banyak berinteraksi di rumah dengan adik kakaknya.

Apakah semakin sering berinteraksi membuat persaudaraan semakin kuat?

Bisa ya, bisa tidak.

Salah satu yang perlu diperhatikan adalah konflik. Semakin sering interaksi sebetulnya membuat semakin banyak peluang konflik. Dan bagaimana konflik itu diatasi ikut menentukan bagaimana persaudaran mereka kelak.

Ada orang tua yang lebih suka menghentikan konflik begitu saja.

“Jangan berantem. Ibu tidak suka lihat kalian berantem!”

Bahkan ada yang langsung menghukum padahal tidak tahu duduk persoalannya. Mulai dari bilang “Sana pergi kamu ke kamar!” sampai tindakan yang sebetulnya masuk dalam definisi kekerasan seperti menjewer.

Karena konflik itu tidak terhindarkan dalam interaksi, sebetulnya ketimbang menghentikan apalagi menghukum, orang tua mestinya menunjukkan anak-anak menyelesaikan konfliknya sendiri.

Salah satunya dengan mendorong anak-anak saling memahami dengan cara saling memparaphrase.

Ketika anak-anak dijumpai tengah berantem, kata-kataan.

Ibu : Duduk kalian kemari. Coba Ani, ceritakan ada apa?

Ani : Itu, bu, aku kan lagi makan enak-enak, eh Doni tiba-tiba ngambil naget-ku. Padahal mau dimakan.

Ibu : Doni, coba kamu ulangi dulu cerita Ani. Baru kemudian kamu ceritakan versi kamu.

Doni : Ani bilang Ani lagi makan lalu aku tiba-tiba ambil nagetnya.

Ibu : Betul Ani?

Ani : Betul, bu

Ibu : Doni, sekarang versimu

Doni : Jadi, aku sudah nanya. Minta dong nagetnya. Ani bilang iya

Ani : Enak aja…

Ibu : Ani, sebentar. Biarkan Doni selesaikan

Ani : Iya, Bu

Doni : Iya, Ani bilang iya. Jadinya aku ambil saja

Ibu : Ani, kamu ulang dulu cerita Doni. Lalu ceritakan versimu

Ani : Doni bilang Doni sudah nanya mau ambil nagetnya lalu katanya aku bilang iya

Ibu : Doni?

Doni : Iya betul

Ani : Padahal aku ga bilang iya buat naget. Aku bilang iya waktu Doni mau ganti-ganti saluran tivi

Ibu : Doni

Doni : Ani bilang iya buat ganti saluran bukan untuk naget?

Ani : Iya begitu

Doni : Tapi aku pikir Ani bilang iya buat naget. Maaf ya.

Contoh di atas adalah versi gampang. Dalam dunia nyata tidak semudah itu. Tapi kalau dimulai dengan upaya saling memahami, konflik bisa berbuah persaudaraan yang lebih kuat.

Tinggalkan komentar