Maskeran tapi tetap tersenyum

Ada kabar tenaga kesehatan sekarang jadi kurang ramah. Jutek. Tegang. Buru-buru. Wah, ini pasti gara-gara COVID-19! Sekarang tenaga kesehatan menghadapi kendala tambahan, yaitu komunikasi tatap muka tidak seleluasa dulu lagi. Mereka kehilangan senyum gara-gara memakai masker. Mulut tertutup sehingga warga tidak bisa melihat keramahan yang biasa sebar dengan senyuman. Suara juga jadi kurang jelas dan … Baca Selengkapnya

Pertalian untuk memperlancar komunikasi

“Mas, aslinya dari mana?” “Aslinya orang mana?” Ini pertanyaan-pertanyaan yang “orang dulu” suka tanyakan saat jumpa orang baru. Buat generasi belakangan, pertanyaan-pertanyaan itu mungkin bisa membuat kesal karena dinilai melewati batas privasi. Tapi “orang dulu” bertanya seperti itu sebetulnya bukan untuk kepoin orang, tetapi justru ingin mencari pertalian atau simpul-simpul yang bisa memperlancar interaksi. Yang … Baca Selengkapnya

Cara menyampaikan pesan itu penting

Dua orang nakes dari Puskesmas berbeda menceritakan pengalaman praktik mengajak orang pakai masker. “Di pelataran Puskesmas saya lihat nenek penjual pecel tidak pakai masker. Saya dekati. Lalu, saya nasehati dengan halus. Pakai masker ya, Nek. Supaya ga kena corona. Bahaya kalau kena. Dianya ngangguk-ngangguk. Saya kira setuju. Eh, besoknya tidak muncul. Saya tanya-tanya pedagang lain, … Baca Selengkapnya

Jangan menyia-nyiakan orang bertanya

Beberapa waktu lalu ayah saya memeriksakan diri ke spesialis kulit. Sudah disarankan periksanya nanti-nanti. Setelah pandemi kelar. Tapi, katanya, gatal sungguh tidak nahan. Ya, apa boleh buat. Saya hanya bisa wanti-wanti jaga jarak di ruang tunggu dan pakai masker yang bener. Selang beberapa hari kemudian saya kontak, “Bagaimana kata dokternya, sakit apa?” “Entahlah. Tapi obatnya … Baca Selengkapnya

Komunikasi kala “ada maunya” saja

Baru sesi pengantar, seorang peserta mengacungkan tangan, “Mas, sebetulnya untuk apa kita belajar komunikasi tatap muka macam begini? Kayanya mas belum paham masalahnya nih. Jangankan berkomunikasi, baru saja kami menginjakkan kaki di di desa, ibu-ibu sudah lari lihat kami. Masuk rumah. Tutup pintu. Mau komunikasi tatap muka bagaimana?” Sejenak tertegun lalu saya langsung sambut. “Wah, … Baca Selengkapnya

Jebakan group think bagi pemimpin

Kalau tim Anda selalu setuju dengan ide-ide Anda, bahkan dengan sangat mudah mendukung, berhati-hatilah. Jangan-jangan group think. Istilah yang dipopularkan Irving Janis tahun 70an itu merujuk pada kelompok yang semuanya berpikir sama. Tidak ada perbedaan pendapat. Tidak ada yang kritis. Sebagai pemimpin Anda mungkin menikmati mudahnya mengatur tim atau mengeksekusi ide. Semuanya manut, bergerak cepat. … Baca Selengkapnya

Hati-hati dengan killer phrases

Kata-kata pembunuh. Membunuh apa maksudnya? Dalam komunikasi antara pemimpin dan tim-nya, ada yang disebut killer phrases, kata-kata yang membunuh partisipasi. Keluarnya saat pemimpin menanggapi pendapat anggota tim. Sekali keluar, anggota tim kemudian jadi enggan berbagi, berpendapat, atau bercerita. Jangan salah, killer phrases bukan hanya kata-kata kasar seperti “Ide tolol!”, “Goblok!”, “Ga pakai otak!”. Kalau itu … Baca Selengkapnya

“Membanting” orang dengan bilang: Bagus, tapi….

Seringkah Anda memberi feedback pada rekan atau tim Anda dengan rumusan: bagus, tapi…? “Produknya punya durability yang bagus, tapi…kurang menjual.” “Presentasinya sudah bagus, tapi tampaknya tidak sesuai dengan harapan klien.” “Idenya kreatif, tapi tidak efisien.” Mengangkat aspek-aspek positif dulu, lalu diakhiri dengan menyebut kekurangan. Jika tujuannya adalah untuk memperbaiki performa rekan kita, maka rumusan bagus, … Baca Selengkapnya

Agar feedback memperbaiki bukan menyulut pertengkaran

Feedback itu esensial bagi perbaikan kinerja seseorang. Bila kita tidak menerima feedback, maka kita tidak tahu apa yang perlu diperbaiki dan dipertahankan dari diri kita. Tapi, feedback juga bisa backfire alias menjadi bumerang. Bukannya mendorong perbaikan kinerja, tidak jarang, feedback memicu perang dingin, perpecahan sampai pertengkaran. Biasanya, pangkal masalahnya terletak pada cara memberi feedback. Agar tidak menjadi bumerang, tapi justru meningkatkan kinerja seseorang, berikut … Baca Selengkapnya

Pribadi yang mengundang feedback

Kalau Anda sering memberi feedback pada rekan atau tim Anda, maka itu bagus karena akan membantu mereka mengembangkan diri. Tapi, jangan lupa, Anda pun harus menerima feedback dari mereka, demi kemajuan profesional Anda sendiri. Jika Anda sering memberi feedback yang membawa manfaat, namun Anda sendiri tidak menerima feedback, maka Anda sebetulnya dalam posisi merugi. Lho, … Baca Selengkapnya

Mau dapat ide bagus dari tim? Tahan penilaian

Bagaimana Anda menanggapi tim saat mengusulkan gagasan menentukan kualitas gagasan yang Anda dapatkan. Bila ditarik lebih jauh, inovasi kreativitas dari organisasi pada akhirnya ditentukan oleh sikap Anda sendiri sebagai pemimpin, khususnya saat menerima gagasan. Salah satu sikap yang membantu Anda mendapatkan gagasan yang inovatif-kreatif adalah menunda penilaian. Maksudnya, saat anggota tim mengusulkan suatu gagasan, jangan … Baca Selengkapnya

Agar para givers tidak kabur

Kita semua menginginkan rekan kerja yang ringan tangan. Yang mudah membantu saat ada kesulitan atau beban perkerjaan yang terlalu besar untuk ditangani sendiri.  Tapi, tahukah Anda bahwa bila tidak diperlakukan dengan benar, rekan yang ringan tangan itu bisa kehabisan tenaga, mutung bahkan cabut dari pekerjaannya? Tidak sekali dua kali saya mendengar cerita si A atau si … Baca Selengkapnya

Mengatasi bad mood peserta meeting

Mood orang waktu memulai meeting itu beda-beda. Ada yang lagi semangat, senang, penuh konsentrasi. Tapi mungkin ada yang sedang bad mood, galau, gondok, sedih, pilu dan-lain. Kalau mood, terutama yang negatif, tidak dinetralisir, meeting bisa berlangsung kurang nyaman. Orang terlalu sensi, emosional. Diskusi rentan debat kusir bahkan pertengkaran dan lain sebaginya. Salah satu cara untuk … Baca Selengkapnya

Berkomunikasi dengan Perumpamaan

Perumpamaan perlu dibuat karena ada kesenjangan kemampuan berpikir atau mencerna pesan. Tanpa perumpamaan, pihak yang “lebih rendah” sulit memahami pesan yang disampaikan pihak lain. Karena itu , ketika berkomunikasi dengan manusia Tuhan membuat banyak perumpamaan. Semisal, dijelaskan bahwa manusia itu dibuat dari saripati tanah. Kita tahu dan pernah lihat itu tanah, sehingga lebih mudah memahami … Baca Selengkapnya