Lompat ke konten (Tekan Enter)

Selamat datang di lapangankecil.org

ruang belajar teknik komunikasi

  • Tentang kami
  • Hubungi
  • Layanan

Siapa bilang ga boleh edukasi dengan marah-marah?

oleh Risang Rimbatmajadiperbarui pada 5 Januari 20215 Januari 2021

“Saya mau marahin suami yang kumpul-kumpul sama kawan-kawannya. Tapi ga boleh ya? Ga boleh konfrontatif. Harus mendengarkan, ya?” Seorang relawan bertanya.

Hmm, kayanya salah mengartikan pelajaran komunikasi perubahan perilaku.

Strategi nonkonfrontatif, yang cenderung mendengarkan, ditujukan untuk 1) membuka “pagar” orang sehingga dia mau menerima pesan kita, 2) mempertahankan hubungan.

Setiap orang memiliki pagar, yang menentukan apakah dia mau menerima pesan yang kita sampaikan atau hanya memasukkannya ke telinga kanan lalu mengeluarkannya ke telinga kiri.

Orang yang tidak kenal sama kita pasti memasang pagar. Siapa lu?

Suami yang sedang kesel atau marah otomatis menaikkan pagarnya. Dia tidak mau mendengarkan siapapun dan justru menuntut kita yang mendengarkan. Kalau kita marahin, hasilnya pertengkaran hebat. Bisa bubar.

Kedua adalah untuk mempertahankan hubungan. Kalau belum berhasil pada kesempatan pertama,  maka komunikasi tetap bisa dilakukan dikesempatan berikutnya.

Ingat cerita relawan Muslimat di Jakarta Utara yang pernah saya tuliskan? Dia ngajak ngobrol pedagang-pedagang di perempatan dan pas menyinggung masker, para pedagang berujar, “Ibu ini agamanya apa sih sebetulnya?”

Kalau mau dibawa emosi, pertengkaran yang muncul. Tapi dia bawa bercanda. Saat itu tidak berhasil merubah perilaku. Tidak apa-apa. Pamitnya baik-baik sehingga besok-besok kan masih mengedukasi lagi.

Balik ke pertanyaan relawan di atas. Bolehkah marahin suaminya yang kumpul-kumpul sama kawan-kawannya?

Boleh, dong. Apalagi kalau dia lagi santai. Tidak lagi marah atau kesal.

Selain itu, kalau hubungan aman-aman saja, tidak risiko rusak kok.

Jadi ga apa-apa mengedukasi dengan martah-marah pada orang yang santai dan dekat hubungannya (pasangan, anak, saudara). Tumpahkan saja kemarahannya.

“Kok, tolol!! Kamu ga baca berita virus corona masih ada?! Kok, sembrono sekali masih kumpul-kumpul!!”

“Mau bunuh aku??!! Kamu kan tahu aku darah tinggi! Mau bunuh aku?!!?”

“Dzolim kamu! Dzolim se-dzolim-dzolimnya. Masih kumpul-kumpul padahal tahu orang di rumah punya penyakit. Dzoliiim!”

Kalau perlu, jangan kasih masuk rumah. Atau suruh tidur di kamar lain. Asingkan beberapa saat. Ga apa-apa kok. Saya juga pernah mengalami. Gara-gara buat video edukasi komunikasi buat KPCPEN. Tidak pakai masker karena dipikir aman karena ruangannya terbuka alias tidak berdinding. Peserta/ penonton pun jaraknya jauh. Tapi Winnie ga terima. Pulang jalan kaki karena ditinggal (dan ga berani naik bis kota). Beberapa malam tidur sendirian. He he he. Kapok.

Komunikasi relawan
COVID19 komunikasi konfrontatif marah
0

Risang Rimbatmaja

Fasilitator & praktisi komunikasi perubahan perilaku. Geluti dunia komunikasi sejak SMA, jadi reporter lalu dewan redaksi majalah sekolah. Sehabis itu, kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi kemudian Sosiologi FISIP UI Depok. Belajar banyak dari warga, teman, dan senior fasilitator. Sampai sekarang. Pernah mencicipi kerja di sejumlah negara yang mengesankan: Republic of Kiribati, Fiji, Tanzania, Tonga, Samoa, Sudan, Timor Leste, dan Irlandia.

risangrimbatmaja@gmail.com | fb. risang.rimbatmaja | WA 081219439738

Navigasi Artikel

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Artikel baru

  • Kekuatan komunikasi lemah lembut 19 Januari 2021
  • Siapa bilang ga boleh edukasi dengan marah-marah? 5 Januari 2021
  • Fasilitator itu bu bidan 4 Januari 2021

Kalender

Januari 2021
S S R K J S M
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
25262728293031
« Des    

Kategori

  • Buka pagar (6)
  • Edutainment (3)
  • Komunikasi di kantor (7)
  • Komunikasi Kesehatan (2)
  • Komunikasi Lawan COVID-19 (40)
  • Komunikasi layanan kesehatan (2)
  • Komunikasi relawan (18)
  • Kunci komitmen (1)
  • Mendengarkan (9)
  • Nonverbal (1)
  • Sikap mental (3)
  • Strategi Komunikasi (15)
  • Teknik Fasilitasi Kelompok (8)
  • Theatre of Mind (2)

Arsip

  • Januari 2021 (3)
  • Desember 2020 (10)
  • November 2020 (17)
  • Oktober 2020 (41)
  • Mei 2020 (1)

Data Pengunjung

Mari-mari, tinggalkan komentar!

  • Khairunnas hilmi pada Kekuatan komunikasi lemah lembut
  • Khairunnas hilmi pada Eksperimen Hidden Suggestion Dengan Odong-Odong
  • Khairunnas hilmi pada Takut covid tapi tak pakai masker
  • Risang Rimbatmaja pada Memanfaatkan percayanya orang pada hoaks
  • Khairunnas hilmi pada Memanfaatkan percayanya orang pada hoaks
  • ANANDA pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Risang Rimbatmaja pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Gabriella Titania pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Risang Rimbatmaja pada Pesan komunikasi itu seperti apa ya?
  • indra pada Pesan komunikasi itu seperti apa ya?

Kegiatan Lapangan Kecil

28-29 Desember 2020
Pelathan Strategi Komunikasi TB Berkesinambungan (PR TB Aisyiyah)

23 Desember 2020
Webinar Pesan dan Strategi Komunikasi Vaksinasi COVID-19 (IAI – Ikatan Apoteker Indonesia)

19 Desember 2020
Workshop Komunikasi Risiko Vaksinasi COVID-19 (Komite Akreditasi FKTP – Fasilitas Kesehatan Tingkat Pratama)

14 Desember 2020
Narasumber reviu Panduan bagi Kader untuk Menanggulangi Stunting (Dit Gizi – Kemenkes)

8 – 10 Desember 2020
Pelatihan Komunikasi dalam SS PMBA Aceh Jaya (UNICEF Aceh)

Senin, 7 Desember 2020
Pelatihan IPC Perubahan Perilaku bagi Kader di Langsa, Aceh (UNICEF Aceh)

24 November – 4 Desember 2020
Webinar Persiapan Vaksinasi COVID 19 (9 Angkatan) (Dikklat PPSDM Kemenkes RI)

Sabtu, 14 November 2020
Pelatihan IPC Imunisasi Jayapura (UNICEF Papua)

Senin, 9 November 2020
Pelatihan Komunikasi untuk Nakes di Palembang (IDI Palembang)

Kamis, 5 November 2020
Pelatihan Komunikasi Tim Nakes Jakarta (CISDI)

Disarankan untuk Anda...

Kenapa harus menyapa yang memakai masker juga

oleh Risang Rimbatmaja
Disarankan untuk Anda...

Jurus menangkis serangan dari atas: Diferensiasi

oleh Risang Rimbatmaja
Disarankan untuk Anda...

Komunikasi sebagai syarat perlu bukan syarat cukup

oleh Risang Rimbatmaja

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Hak Cipta2021 Selamat datang di lapangankecil.org. Hak Cipta Dilindungi.The Ultralight | Dikembangkan Oleh Rara Theme.Ditenagai oleh WordPress.