Lompat ke konten (Tekan Enter)

Selamat datang di lapangankecil.org

ruang belajar teknik komunikasi

  • Tentang kami
  • Hubungi
  • Layanan

Memanfaatkan percayanya orang pada hoaks

oleh Risang Rimbatmajadiperbarui pada 15 Desember 202015 Desember 2020

“Ayo, kita harus sampaikan informasi yang benar agar orang tidak termakan hoaks lagi!”

Sering saya mendengar pernyataan semacam itu. Hoaks dilawan dengan informasi yang benar. Apakah  bisa?

Orang punya apa yang disebut Pogue (2017) confirmation bias atay my-side bias. Maksudnya, orang cenderung hanya mau menerima informasi yang mendukung belief atau kepercayaan yang sudah dia pegang.  Sementara, informasi yang kontradiktif akan ditolak atau diabaikan.

Bias semacam ini sifatnya antisipatif. Sudah mulai sejak pencarian informasi. Orang akan mencari sumber-sumber informasi yang dia pikir akan sependapat dengannya dan menghindari yang tidak sependapat.

Jadi, kalau dia tahu kita adalah sumber informasi yang tidak sependapat dengannya, maka dia akan skeptis duluan. Tidak akan mendengarkan.

Kalau kita menyampaikan informasi yang tidak sejalan dengan yang dipercayai, dia akan abaikan. Saat berkomunikasi, dia akan buang perhatiannya ke hal lain.

Kalau dia percaya corona adalah konspirasi yang merusak umat manusia dan dikendalikan koorporasi, maka terkait vaksin, dia akan memilih informasi semacam vaksinasi merusak genetik manusia, yang tidak terpulihkan, dan akan menolak informasi pihak resmi.

Kalau akan ditolak, lantas untuk apa informasi benar disampaikan?

Informasi benar tentu saja diperlukan tapi tidak cukup. Yang perlu dirumuskan adalah tata caranya. Bagaimana strategi berkomunikasinya?

Ada dua yang bisa dicoba. Yang pertama, menghargai apa-apa yang orang percayai demi “membuka pagar” (sehingga dia mau mendengarkan). Kedua, memanfaatkan kepercayaan orang itu sendiri sebagai landasan untuk memasukkan pesan-pesan.

Yang pertama, diilustrasikan dalam dialog sbb.

“Vaksin itu kan memang sudah ada sebelum corona, Bu Lina. Semua ini skenario bisnis tingkat tinggi.”

“Jadi, ingin dengar ceritanya, nih. Bisnis tingkat tinggi bagaimana maksudnya, Pak Ali?”

“Iya, gara-gara corona itu perusahaan kan jadi untung besar.”

“Untung besar?”

“Iya, coba dibayangkan, kalau untung satu vaksin 100 ribu lalu kali 100 juta orang, berapa itu? 10 triliun!”

“10 triliun?”

“Iya, kan. Uang  besar banget itu?”

“Pak Ali ini luar biasa hitung-hitungannya. Dan betul, perusahaan memang harus cari untung. Tapi kalau apa itu skenario, saya punya informasi berbeda, lho. Ijin, boleh saya ceritakan?

[setelah itu, silahkan sampaikan informasi alternatif]

Yang kedua, dicontohkan cerita rekan di WAG Forum Kemisan. Dia punya rekan menghadapi rekan kerja yang tidak peduli jaga jarak dan pakai masker di kantornya. Didapati ada faktor agama mempengaruhi cara pandangnya terhadap corona. Dari pada menyalahkan apa yang dipercauai, rekan membagi video kepadanya. Video tentang kegiatan di Masjidil Haram di mana orang-orang thawaf dengan bermasker dan menjaga jarak.

Keduanya tidak konfrontatif sehingga tidak diharapkan tidak menimbulkan reaksi negatif secara instan.

Hmm, mungkin ada yang ragu. Kenapa tidak hajar saja dengan informasi yang menekan/ menakutkan? Pakai yang ekstrim?

Kalau kita kenal baik orangnya atau bahkan saudaraan, bolehlah dicoba. Tapi, harus hati-hati dan segera netralisir kalau orangnya mulai tersinggung.

Kalau kenal pun tidak, siapa lu?

Buka pagar Komunikasi Lawan COVID-19 Komunikasi relawan Mendengarkan Strategi Komunikasi
COVID19 hoaks vaksin
2

Risang Rimbatmaja

Fasilitator & praktisi komunikasi perubahan perilaku. Geluti dunia komunikasi sejak SMA, jadi reporter lalu dewan redaksi majalah sekolah. Sehabis itu, kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi kemudian Sosiologi FISIP UI Depok. Belajar banyak dari warga, teman, dan senior fasilitator. Sampai sekarang. Pernah mencicipi kerja di sejumlah negara yang mengesankan: Republic of Kiribati, Fiji, Tanzania, Tonga, Samoa, Sudan, Timor Leste, dan Irlandia.

risangrimbatmaja@gmail.com | fb. risang.rimbatmaja | WA 081219439738

Navigasi Artikel

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Artikel baru

  • Kekuatan komunikasi lemah lembut 19 Januari 2021
  • Siapa bilang ga boleh edukasi dengan marah-marah? 5 Januari 2021
  • Fasilitator itu bu bidan 4 Januari 2021

Kalender

Desember 2020
S S R K J S M
 123456
78910111213
14151617181920
21222324252627
28293031  
« Nov   Jan »

Kategori

  • Buka pagar (6)
  • Edutainment (3)
  • Komunikasi di kantor (7)
  • Komunikasi Kesehatan (2)
  • Komunikasi Lawan COVID-19 (40)
  • Komunikasi layanan kesehatan (2)
  • Komunikasi relawan (18)
  • Kunci komitmen (1)
  • Mendengarkan (9)
  • Nonverbal (1)
  • Sikap mental (3)
  • Strategi Komunikasi (15)
  • Teknik Fasilitasi Kelompok (8)
  • Theatre of Mind (2)

Arsip

  • Januari 2021 (3)
  • Desember 2020 (10)
  • November 2020 (17)
  • Oktober 2020 (41)
  • Mei 2020 (1)

Data Pengunjung

Mari-mari, tinggalkan komentar!

  • Khairunnas hilmi pada Eksperimen Hidden Suggestion Dengan Odong-Odong
  • Khairunnas hilmi pada Takut covid tapi tak pakai masker
  • Risang Rimbatmaja pada Memanfaatkan percayanya orang pada hoaks
  • Khairunnas hilmi pada Memanfaatkan percayanya orang pada hoaks
  • ANANDA pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Risang Rimbatmaja pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Gabriella Titania pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Risang Rimbatmaja pada Pesan komunikasi itu seperti apa ya?
  • indra pada Pesan komunikasi itu seperti apa ya?

Kegiatan Lapangan Kecil

28-29 Desember 2020
Pelathan Strategi Komunikasi TB Berkesinambungan (PR TB Aisyiyah)

23 Desember 2020
Webinar Pesan dan Strategi Komunikasi Vaksinasi COVID-19 (IAI – Ikatan Apoteker Indonesia)

19 Desember 2020
Workshop Komunikasi Risiko Vaksinasi COVID-19 (Komite Akreditasi FKTP – Fasilitas Kesehatan Tingkat Pratama)

14 Desember 2020
Narasumber reviu Panduan bagi Kader untuk Menanggulangi Stunting (Dit Gizi – Kemenkes)

8 – 10 Desember 2020
Pelatihan Komunikasi dalam SS PMBA Aceh Jaya (UNICEF Aceh)

Senin, 7 Desember 2020
Pelatihan IPC Perubahan Perilaku bagi Kader di Langsa, Aceh (UNICEF Aceh)

24 November – 4 Desember 2020
Webinar Persiapan Vaksinasi COVID 19 (9 Angkatan) (Dikklat PPSDM Kemenkes RI)

Sabtu, 14 November 2020
Pelatihan IPC Imunisasi Jayapura (UNICEF Papua)

Senin, 9 November 2020
Pelatihan Komunikasi untuk Nakes di Palembang (IDI Palembang)

Kamis, 5 November 2020
Pelatihan Komunikasi Tim Nakes Jakarta (CISDI)

Disarankan untuk Anda...

𝗞𝗼𝗺𝘂𝗻𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶 𝗸𝗲𝘀𝗲𝗵𝗮𝗿𝗶𝗮𝗻 𝗽𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗱𝗲𝗿𝗵𝗮𝗻𝗮

oleh Risang Rimbatmaja
Disarankan untuk Anda...

Pesan berbasis kelas (ancaman kemiskinan)

oleh Risang Rimbatmaja
Disarankan untuk Anda...

Cara menyampaikan pesan itu penting

oleh Risang Rimbatmaja

2 Komentars

  1. Khairunnas hilmi
    3 Januari 2021 pukul 3:12 PM
    Balas

    Sudah lama tidak bergabung dengan lapangan kecil, setelah bergabung wawasan saya tentang berbagai macam ilmu jadi terbuka, terimakasih pa Risang R

    1. Risang Rimbatmaja
      4 Januari 2021 pukul 11:03 PM
      Balas

      Sama-sama terimakasih, bung Khairunnas Hilmi. Sehat dan sukses selalu ya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Hak Cipta2021 Selamat datang di lapangankecil.org. Hak Cipta Dilindungi.The Ultralight | Dikembangkan Oleh Rara Theme.Ditenagai oleh WordPress.