Lompat ke konten (Tekan Enter)

Selamat datang di lapangankecil.org

ruang belajar teknik komunikasi

  • Tentang kami
  • Hubungi
  • Layanan

Pribadi yang mengundang feedback

oleh Risang Rimbatmajadiperbarui pada 7 November 20207 November 2020

Kalau Anda sering memberi feedback pada rekan atau tim Anda, maka itu bagus karena akan membantu mereka mengembangkan diri. Tapi, jangan lupa, Anda pun harus menerima feedback dari mereka, demi kemajuan profesional Anda sendiri.

Jika Anda sering memberi feedback yang membawa manfaat, namun Anda sendiri tidak menerima feedback, maka Anda sebetulnya dalam posisi merugi.

Lho, kok rugi? Bukankah justru seharusnya merasa puas karena lebih banyak memberi?

Nah, bedakan memberi ke pada yang lemah atau membutuhkan, dengan kerja dalam organisasi.

Di dalam sebuah organisasi, anggota-anggota harus saling menguatkan untuk memajukan organisasi. “Saling” di sini artinya feedback itu diberikan baik oleh sesama rekan kerja maupun, atasan-bawahan dalam pola komunikasi dua arah.

Jika pemimpin sering memberi, namun tidak pernah menerima feedback, maka dikhawatirkan leadership-nya  melenceng tanpa disadarinya.

Persoalannya kemudian, bagamana caranya agar rekan, atasan, bawahan, termotivasi memberi feedback pada kita?

Kita bisa mengandalkan sistem di kantor, contohnya mereka yang menerapkan model feedback 360 derajat.Tapi, feedback yang masuk sistem biasanya kurang cepat dan suka ketinggalan. Pilihan lainnya adalah dalam bentuk komunikasi antarpribadi atau dalam interaksi sehari-sehari.

Untuk itu, sikap kita yang menentukan. Berikut beberapa sikap yang mengundang orang memberi feedback yang jujur dan konstruktif.

1. Proakatif. Sebelum orang berkomentar, tanya saja terlebih dahulu. Kira-kira presentasi saya tadi bagaimana ya? Apa ada yang perlu diperbaiki? Yang bagusnya menurut kamu, apa ya?

2. Mendengarkan. Anda tidak selalu harus mengikuti feedback yang disampaikan orang, tapi Anda harus mendengarkannya baik-baik agar orang merasa dihargai. Kalau Anda defensif atau tidak menghargai, maka nanti-nanti, orang akan segan memberi feedback pada Anda, meski saat itu ada kesalahan yang harus Anda perbaiki.

3. Berterimakasih. Jangan lupa berterimakasih pada orang yang menyampaikan feedback. Berterimakasih tidak berarti Anda akan mengikuti feedback itu, tapi, sama seperti poin sebelumnya, Anda menunjukkan sikap menghargai.

Komunikasi di kantor Teknik Fasilitasi Kelompok
0

Risang Rimbatmaja

Fasilitator & praktisi komunikasi perubahan perilaku. Geluti dunia komunikasi sejak SMA, jadi reporter lalu dewan redaksi majalah sekolah. Sehabis itu, kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi kemudian Sosiologi FISIP UI Depok. Belajar banyak dari warga, teman, dan senior fasilitator. Sampai sekarang. Pernah mencicipi kerja di sejumlah negara yang mengesankan: Republic of Kiribati, Fiji, Tanzania, Tonga, Samoa, Sudan, Timor Leste, dan Irlandia.

risangrimbatmaja@gmail.com | fb. risang.rimbatmaja | WA 081219439738

Navigasi Artikel

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Artikel baru

  • Kekuatan komunikasi lemah lembut 19 Januari 2021
  • Siapa bilang ga boleh edukasi dengan marah-marah? 5 Januari 2021
  • Fasilitator itu bu bidan 4 Januari 2021

Kalender

November 2020
S S R K J S M
 1
2345678
9101112131415
16171819202122
23242526272829
30  
« Okt   Des »

Kategori

  • Buka pagar (6)
  • Edutainment (3)
  • Komunikasi di kantor (7)
  • Komunikasi Kesehatan (2)
  • Komunikasi Lawan COVID-19 (40)
  • Komunikasi layanan kesehatan (2)
  • Komunikasi relawan (18)
  • Kunci komitmen (1)
  • Mendengarkan (9)
  • Nonverbal (1)
  • Sikap mental (3)
  • Strategi Komunikasi (15)
  • Teknik Fasilitasi Kelompok (8)
  • Theatre of Mind (2)

Arsip

  • Januari 2021 (3)
  • Desember 2020 (10)
  • November 2020 (17)
  • Oktober 2020 (41)
  • Mei 2020 (1)

Data Pengunjung

Mari-mari, tinggalkan komentar!

  • Khairunnas hilmi pada Kekuatan komunikasi lemah lembut
  • Khairunnas hilmi pada Eksperimen Hidden Suggestion Dengan Odong-Odong
  • Khairunnas hilmi pada Takut covid tapi tak pakai masker
  • Risang Rimbatmaja pada Memanfaatkan percayanya orang pada hoaks
  • Khairunnas hilmi pada Memanfaatkan percayanya orang pada hoaks
  • ANANDA pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Risang Rimbatmaja pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Gabriella Titania pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Risang Rimbatmaja pada Pesan komunikasi itu seperti apa ya?
  • indra pada Pesan komunikasi itu seperti apa ya?

Kegiatan Lapangan Kecil

28-29 Desember 2020
Pelathan Strategi Komunikasi TB Berkesinambungan (PR TB Aisyiyah)

23 Desember 2020
Webinar Pesan dan Strategi Komunikasi Vaksinasi COVID-19 (IAI – Ikatan Apoteker Indonesia)

19 Desember 2020
Workshop Komunikasi Risiko Vaksinasi COVID-19 (Komite Akreditasi FKTP – Fasilitas Kesehatan Tingkat Pratama)

14 Desember 2020
Narasumber reviu Panduan bagi Kader untuk Menanggulangi Stunting (Dit Gizi – Kemenkes)

8 – 10 Desember 2020
Pelatihan Komunikasi dalam SS PMBA Aceh Jaya (UNICEF Aceh)

Senin, 7 Desember 2020
Pelatihan IPC Perubahan Perilaku bagi Kader di Langsa, Aceh (UNICEF Aceh)

24 November – 4 Desember 2020
Webinar Persiapan Vaksinasi COVID 19 (9 Angkatan) (Dikklat PPSDM Kemenkes RI)

Sabtu, 14 November 2020
Pelatihan IPC Imunisasi Jayapura (UNICEF Papua)

Senin, 9 November 2020
Pelatihan Komunikasi untuk Nakes di Palembang (IDI Palembang)

Kamis, 5 November 2020
Pelatihan Komunikasi Tim Nakes Jakarta (CISDI)

Disarankan untuk Anda...

Seri teknik fasilitasi favorit: Trade Show

oleh Risang Rimbatmaja
Disarankan untuk Anda...

Mau dapat ide bagus dari tim? Tahan penilaian

oleh Risang Rimbatmaja
Disarankan untuk Anda...

Fasilitator itu bu bidan

oleh Risang Rimbatmaja

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Hak Cipta2021 Selamat datang di lapangankecil.org. Hak Cipta Dilindungi.The Ultralight | Dikembangkan Oleh Rara Theme.Ditenagai oleh WordPress.