Lompat ke konten (Tekan Enter)

Selamat datang di lapangankecil.org

ruang belajar teknik komunikasi

  • Tentang kami
  • Hubungi
  • Layanan

Tidak cukup komunikasi via media massa, online atau sosmed (Pelajaran dari Pak Harto untuk komunikasi COVID-19)

oleh Risang Rimbatmajadiperbarui pada 15 November 202028 Oktober 2020

Yang pernah ikut kuliah Pak Alwi Dahlan (menteri penerangan terakhir Pak Harto), pasti pernah dengar cerita tentang perkembangan teknologi komunikasi di Indonesia, di mana yang baru tidak serta merta menggantikan yang lama.

Contoh yang diberikan adalah cara undangan resepsi pernikahan.

Jaman dulu orang datang menyampaikan undangan dengan bertemu langsung dan menyampaikan secara lisan. Dalam perkembangannya, ada teknologi baru bernama surat menyurat, kemudian telepon.

Tapi dengan perkembangan praktik mengundang (sampai 90an) yang terjadi malah

1) orang menelepon untuk minta waktu datang ke rumah,

2) lalu datang membawa diri menyampaikan undangan secara lisan,

3) sambil menyerahkan sepucuk undangan.

Surat seharusnya dapat menggantikan kedatangan fisik. Telepon semestinya menggantikan surat. Tapi bukannya saling menggantikan malahan melengkapi.

Kesannya komunikasi jadi ribet. Tapi masalahnya, kalau hanya menyampaikan undangan via telepon, dianggap kurang serius. Undangan hanya via bersurat, sering dilupakan. Datang menyampaikan undangan tanpa surat undangan, dianggap basa basi (mungkin dianggap kuota sudah habis).

Dulu saya pikir bangsa ini tidak efisien. Tidak memanfaatkan teknologi buat hidup lebih mudah. Tapi seiring waktu akhirnya sadar bahwa komunikasi di Indonesia tidak bisa dilihat dari kacamata teori (barat) yang acapkali bicara tentang efisiensi.

Sikap saling menghormati dan menghargai merupakan kunci berkomunikasi bagi kebanyakan warga Indonesia. Dan salah satunya ditunjukkan dengan kehadiran komunikasi tatap muka, seminimalis apapun.

Banyak ibu-ibu ibu yang tadinya enggan ke posyandu atau pengajian lalu berubah sikap gara-gara disamperin sebentar oleh kader atau temannya. Mengapa kemudian mereka datang? Banyak yang menjawab, “Ga enak sama bu kader.” Komunikasi tatap muka adalah perkara menghargai atau menghormati orang, yang membuat orang itu balas menghargai atau menghormati.

Pak Harto, terlepas dari sepak terjangnya, adalah pemimpin yang paham betul cara berkomunikasi dengan masyarakat Indonesia. Makanya, meski saat itu bisa berkomunikasi via TV, Radio, atau Koran, beliau tetap melakukan komunikasi tatap muka yang diamplifikasi via media massa.

Kelompencir salah satu kegiatannya. Beliau kumpulkan warga, sampaikan idenya secara gamblang, mendengarkan dan melakukan tanya jawab panjang lebar (tanpa harus di-stage, pakai telepromter/ layar baca, atau teks tercetak).

Betul-betul percakapan dan bukan hanya kegiatan selintasan atau bagi-bagi ini itu. Kelompencapir bukan cuma panggung untuk menunjukkan Pak Harto benar-benar memahami masalah luar dalam, solusi-solusinya dan juga mau mendengarkan warga, tapi yang tidak kalah penting, beliau menunjukkan sikap menghargai menghormati masyarakat dengan datang ke kampung dan bertatap muka langsung. Sama-sama lesehan. Atau sama-sama duduk. Dan ngobrol. Bukan berpidato atau buat acara lucu-lucuan.

Dalam situasi genting saat ini, di mana bangsa sedang menghadapi masalah hidup mati, para pemimpin mungkin bisa banyak belajar komunikasi dari Pak Harto. Salah satunya, tidak cukup menyampaikan pesan via media massa, online apalagi sosial media. Seminimalis apapun, perlu mengobrol langsung bersama warga.

Komunikasi Lawan COVID-19 Strategi Komunikasi
COVID19 KAP komunikasi strategi
0

Risang Rimbatmaja

Fasilitator & praktisi komunikasi perubahan perilaku. Geluti dunia komunikasi sejak SMA, jadi reporter lalu dewan redaksi majalah sekolah. Sehabis itu, kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi kemudian Sosiologi FISIP UI Depok. Belajar banyak dari warga, teman, dan senior fasilitator. Sampai sekarang. Pernah mencicipi kerja di sejumlah negara yang mengesankan: Republic of Kiribati, Fiji, Tanzania, Tonga, Samoa, Sudan, Timor Leste, dan Irlandia.

risangrimbatmaja@gmail.com | fb. risang.rimbatmaja | WA 081219439738

Navigasi Artikel

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Artikel baru

  • Kekuatan komunikasi lemah lembut 19 Januari 2021
  • Siapa bilang ga boleh edukasi dengan marah-marah? 5 Januari 2021
  • Fasilitator itu bu bidan 4 Januari 2021

Kalender

Oktober 2020
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  
« Mei   Nov »

Kategori

  • Buka pagar (6)
  • Edutainment (3)
  • Komunikasi di kantor (7)
  • Komunikasi Kesehatan (2)
  • Komunikasi Lawan COVID-19 (40)
  • Komunikasi layanan kesehatan (2)
  • Komunikasi relawan (18)
  • Kunci komitmen (1)
  • Mendengarkan (9)
  • Nonverbal (1)
  • Sikap mental (3)
  • Strategi Komunikasi (15)
  • Teknik Fasilitasi Kelompok (8)
  • Theatre of Mind (2)

Arsip

  • Januari 2021 (3)
  • Desember 2020 (10)
  • November 2020 (17)
  • Oktober 2020 (41)
  • Mei 2020 (1)

Data Pengunjung

Mari-mari, tinggalkan komentar!

  • Khairunnas hilmi pada Kekuatan komunikasi lemah lembut
  • Khairunnas hilmi pada Eksperimen Hidden Suggestion Dengan Odong-Odong
  • Khairunnas hilmi pada Takut covid tapi tak pakai masker
  • Risang Rimbatmaja pada Memanfaatkan percayanya orang pada hoaks
  • Khairunnas hilmi pada Memanfaatkan percayanya orang pada hoaks
  • ANANDA pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Risang Rimbatmaja pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Gabriella Titania pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Risang Rimbatmaja pada Pesan komunikasi itu seperti apa ya?
  • indra pada Pesan komunikasi itu seperti apa ya?

Kegiatan Lapangan Kecil

28-29 Desember 2020
Pelathan Strategi Komunikasi TB Berkesinambungan (PR TB Aisyiyah)

23 Desember 2020
Webinar Pesan dan Strategi Komunikasi Vaksinasi COVID-19 (IAI – Ikatan Apoteker Indonesia)

19 Desember 2020
Workshop Komunikasi Risiko Vaksinasi COVID-19 (Komite Akreditasi FKTP – Fasilitas Kesehatan Tingkat Pratama)

14 Desember 2020
Narasumber reviu Panduan bagi Kader untuk Menanggulangi Stunting (Dit Gizi – Kemenkes)

8 – 10 Desember 2020
Pelatihan Komunikasi dalam SS PMBA Aceh Jaya (UNICEF Aceh)

Senin, 7 Desember 2020
Pelatihan IPC Perubahan Perilaku bagi Kader di Langsa, Aceh (UNICEF Aceh)

24 November – 4 Desember 2020
Webinar Persiapan Vaksinasi COVID 19 (9 Angkatan) (Dikklat PPSDM Kemenkes RI)

Sabtu, 14 November 2020
Pelatihan IPC Imunisasi Jayapura (UNICEF Papua)

Senin, 9 November 2020
Pelatihan Komunikasi untuk Nakes di Palembang (IDI Palembang)

Kamis, 5 November 2020
Pelatihan Komunikasi Tim Nakes Jakarta (CISDI)

Disarankan untuk Anda...

Pesan komunikasi itu seperti apa ya?

oleh Risang Rimbatmaja
https://www.promisesbehavioralhealth.com/
Disarankan untuk Anda...

Takut covid tapi tak pakai masker

oleh Risang Rimbatmaja
Disarankan untuk Anda...

Kelompok Orang Tidak Pakai Masker dan Opsi Intervensi

oleh Risang Rimbatmaja

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Hak Cipta2021 Selamat datang di lapangankecil.org. Hak Cipta Dilindungi.The Ultralight | Dikembangkan Oleh Rara Theme.Ditenagai oleh WordPress.