Lompat ke konten (Tekan Enter)

Selamat datang di lapangankecil.org

ruang belajar teknik komunikasi

  • Tentang kami
  • Hubungi
  • Layanan

Kelompok Orang Tidak Pakai Masker dan Opsi Intervensi

oleh Risang Rimbatmajapada 27 Oktober 202027 Oktober 2020

Sebelum berkomunikasi tentang masker kita perlu tahu siapa yang diajak bicara. Bagaimana pengetahuan atau sikap mereka? Supaya nanti komunikasinya nyambung dan pesan bisa diterima.

Cerita-cerita relawan dan tenaga kesehatan ditambah ngobrol dengan sejumlah orang, sementara ini, didapat 3 kelompok dengan kadar masalah komunikasi (sebab tidak pakai masker) yang berbeda.

1. Kadar ringan. Mereka yang belum pakai masker karena tidak tahu fungsinya; tidak tahu cara penularan viruscorona. Ada juga yang sekedar ikut-ikutan tidak masker. Awalnya banyak tapi saat ini semakin mengecil. Mereka masih terbuka pada pesan pencegahan COVID-19.

2. Kadar sedang. Mereka merasa tidak ada ancaman viruscorona. Daerahnya bebas virus. Menganggap COVID-19 penyakit orang kota atau orang lain di luar mereka. Bersikap terlalu positif, merasa tidak akan kena virus corona. Jumlahnya kian hari kian banyak.

3. Kadar tinggi. Mereka yang menganggap COVID-19 sebagai rekaan. Tenaga kesehatan cari uang. Tipu daya bisnis. Konspirasi. Sebagian bahkan bersikap benci dan ofensif, seperti mengolok-olok sampai menolak orang yang pakai masker. Ada relawan di daerah Indonesia timur bercerita dia tidak memakai masker saat mendatangi kampung untuk layanan imunisasi.

“Kalau pakai masker, warga tidak terima. Mereka akan bilang, hei kami tidak percaya Tuhan? Tidak beriman?!”

Jumlahnya memang belum banyak tapi kelihatannya berkembang.

Pengelompokkan di atas mungkin tidak presisi benar tapi setidaknya memberi panduan untuk taktik berkomunikasi. Yang kadar ringan masalahnya lebih di pengetahuan, karena itu, model langsung bisa dilakukan. Sapa lalu sampaikan pesan. Atau ngobrol sebentar untuk membangun hubungan dan membuka “pagar” orang lalu sampaikan pesan-pesan pencegahan COVID-19. Di sini komunikator perlu pelajari kira-kira apa yang belum dipahami. Sebagai standar, orang harus mengetahui setidaknya 5 aspek,

1) Akibat COVID-19 pada tubuh dan kelompok yang mengalami sakit parah (lansia dan orang yang memiliki penyakit bawaan seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, ginjal, asma dll.),

2) Cara-cara penularan, yaitu via percikan saat orang bicara (tekanan bicara, bukan hanya batuk atau bersin) yang terhirup langsung karena berdekatan atau berada di ruanga tertutup atau menyentuh benda yang disentuh tangan lalu masuk via mata, hidung, mulut;

3) OTG (Orang Tanpa Gejala) yaitu orang sehat tapi bervirus,

4) Cara pencegahan yang terkait dengan cara penularan (supaya tidak menghirup virus: jaga jarak, pakai masker, buka jendela/ ventilasi udara; supaya virus di tangan tidak masuk tubuh: cuci tangan pakai sabun; supaya virus yang kadung masuk bisa dikalahkan tubuh: tingkatkan kekebalan tubuh dengan istirahat cukup, perbanyak makan sayur buah, olahraga, berjemur dan banyak berdoa)

5) Penyakit baru yang masih dipelajari ahli sehingga bisa muncul cara-cara baru untuk mencegah virus.

Untuk kelompok kadar sedang dan tinggi, taktiknya bisa dengan

1) Berdialog (membangun hubungan lebih kuat, mendengarkan dan memahami lebih tulus dll.),

2) Edutainment (education entertainment) misalnya dengan hal-hal yang menghibur, lucu, menyenangkan. Ibaratnya: anak benci obat, suka roti. Maka, beri roti berisi obat. Dikampung, boleh kasih joged sambil masukkan pesan-pesan.) dan

3) Social networks (jangan kita yang maju. Pelajari, siapa yang dihargai? Siapa yang diikuti? Ajak mereka membantu kita).

Singkat dulu. Nanti kita detailkan satu per satu. Terimakasih.

Komunikasi Lawan COVID-19
0

Risang Rimbatmaja

Fasilitator & praktisi komunikasi perubahan perilaku. Geluti dunia komunikasi sejak SMA, jadi reporter lalu dewan redaksi majalah sekolah. Sehabis itu, kuliah di Jurusan Ilmu Komunikasi kemudian Sosiologi FISIP UI Depok. Belajar banyak dari warga, teman, dan senior fasilitator. Sampai sekarang. Pernah mencicipi kerja di sejumlah negara yang mengesankan: Republic of Kiribati, Fiji, Tanzania, Tonga, Samoa, Sudan, Timor Leste, dan Irlandia.

risangrimbatmaja@gmail.com | fb. risang.rimbatmaja | WA 081219439738

Navigasi Artikel

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutnya

Artikel baru

  • Kekuatan komunikasi lemah lembut 19 Januari 2021
  • Siapa bilang ga boleh edukasi dengan marah-marah? 5 Januari 2021
  • Fasilitator itu bu bidan 4 Januari 2021

Kalender

Oktober 2020
S S R K J S M
 1234
567891011
12131415161718
19202122232425
262728293031  
« Mei   Nov »

Kategori

  • Buka pagar (6)
  • Edutainment (3)
  • Komunikasi di kantor (7)
  • Komunikasi Kesehatan (2)
  • Komunikasi Lawan COVID-19 (40)
  • Komunikasi layanan kesehatan (2)
  • Komunikasi relawan (18)
  • Kunci komitmen (1)
  • Mendengarkan (9)
  • Nonverbal (1)
  • Sikap mental (3)
  • Strategi Komunikasi (15)
  • Teknik Fasilitasi Kelompok (8)
  • Theatre of Mind (2)

Arsip

  • Januari 2021 (3)
  • Desember 2020 (10)
  • November 2020 (17)
  • Oktober 2020 (41)
  • Mei 2020 (1)

Data Pengunjung

Mari-mari, tinggalkan komentar!

  • Khairunnas hilmi pada Kekuatan komunikasi lemah lembut
  • Khairunnas hilmi pada Eksperimen Hidden Suggestion Dengan Odong-Odong
  • Khairunnas hilmi pada Takut covid tapi tak pakai masker
  • Risang Rimbatmaja pada Memanfaatkan percayanya orang pada hoaks
  • Khairunnas hilmi pada Memanfaatkan percayanya orang pada hoaks
  • ANANDA pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Risang Rimbatmaja pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Gabriella Titania pada Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change
  • Risang Rimbatmaja pada Pesan komunikasi itu seperti apa ya?
  • indra pada Pesan komunikasi itu seperti apa ya?

Kegiatan Lapangan Kecil

28-29 Desember 2020
Pelathan Strategi Komunikasi TB Berkesinambungan (PR TB Aisyiyah)

23 Desember 2020
Webinar Pesan dan Strategi Komunikasi Vaksinasi COVID-19 (IAI – Ikatan Apoteker Indonesia)

19 Desember 2020
Workshop Komunikasi Risiko Vaksinasi COVID-19 (Komite Akreditasi FKTP – Fasilitas Kesehatan Tingkat Pratama)

14 Desember 2020
Narasumber reviu Panduan bagi Kader untuk Menanggulangi Stunting (Dit Gizi – Kemenkes)

8 – 10 Desember 2020
Pelatihan Komunikasi dalam SS PMBA Aceh Jaya (UNICEF Aceh)

Senin, 7 Desember 2020
Pelatihan IPC Perubahan Perilaku bagi Kader di Langsa, Aceh (UNICEF Aceh)

24 November – 4 Desember 2020
Webinar Persiapan Vaksinasi COVID 19 (9 Angkatan) (Dikklat PPSDM Kemenkes RI)

Sabtu, 14 November 2020
Pelatihan IPC Imunisasi Jayapura (UNICEF Papua)

Senin, 9 November 2020
Pelatihan Komunikasi untuk Nakes di Palembang (IDI Palembang)

Kamis, 5 November 2020
Pelatihan Komunikasi Tim Nakes Jakarta (CISDI)

Disarankan untuk Anda...

Pelatihan Interpersonal Communication for Behavior Change

oleh Risang Rimbatmaja
Disarankan untuk Anda...

Saat rekan-rekan menjauh gara-gara COVID-19

oleh Risang Rimbatmaja
Disarankan untuk Anda...

Kenapa harus menyapa yang memakai masker juga

oleh Risang Rimbatmaja

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

© Hak Cipta2021 Selamat datang di lapangankecil.org. Hak Cipta Dilindungi.The Ultralight | Dikembangkan Oleh Rara Theme.Ditenagai oleh WordPress.